TUGAS
MATA KULIAH
ILMU
KEBIDANAN DAN KEMAJIRAN
VETERINER
DIAGNOSA KEBUNTINGAN
PADA SAPI
DENGAN
PALPASI REKTAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Deteksi
kebuntingan dini pada ternak sangat penting bagi sebuah manajemen reproduksi
sebagaimana ditinjau dari segi ekonomi. Mengetahui bahwa ternaknya bunting atau
tidak mempunyai nilai ekonomis yang perlu dipertimbangkan sebagai hal penting
bagi manajemen reproduksi yang harus diterapkan. Pemilihan metoda
tergantung pada spesies, umur kebuntingan, biaya, ketepatan dan kecepatan
diagnosa. Pemeriksaan kebuntingan adalah salah satu cara dengan menggunakan metode
khusus untuk menentukan keadaan hewan bunting atau tidak. Selain itu
pemeriksaan kebuntingan hewan dapat digunakan untuk membantu dalam pelaksanaan
program inseminasi buatan (IB) dan untuk mendiagnosa terhadap kemungkinan
adanya kelainan dalam saluran reproduksi hewan.
Tujuan
dari setiap metode yang digunakan dalam pemeriksaan kebuntingan adalah untuk
menentukan status kebuntingan dengan ketepatan 100 % dan tidak mempunyai
positif palsu atau negative palsu, menentukan kebuntingan sedini mungkin, menentukan
usia kebuntingan, menentukan kemampuan keberlangsungan kebuntingan dan
menentukan jenis kelamin fetus dan bisa berhasil dalam waktu singkat.
Eksplorasi rektal adalah metoda
diagnosa kebuntingan yang dapat dilakukan pada ternak besar seperti kuda, kerbau
dan sapi. Prosedurnya adalah palpasi uterus melalui dinding rektum untuk meraba
pembesaran yang terjadi selama kebuntingan, fetus atau membran fetus. Teknik
yang dapat digunakan pada tahap awal kebuntingan ini adalah akurat, dan
hasilnya dapat langsung diketahui. Suatu pemeriksaan kebuntingan secara tepat
dan dini sangat penting bagi program evaluasi keberhasilan inseminasi buatan
(IB). Ketrampilan untuk menentukan kebuntingan secara dini sangat perlu untuk
dimiliki. Selain ketrampilan menentukan kebuntingan perlu juga menentukan umur
kebuntingan dan ramalan waktu kelahiran dengan ketepatan beberapa hari sampai
satu dua minggu tergantung pada tingkat kebuntingan.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana cara
mendiagnosa kebuntingan pada sapi dengan metoda eksplorasi rektal?
2.
Bagaimana teknik
pelaksanaan eksplorasi rektal pada sapi?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan paper ini bertujuan untuk :
a.
Memberikan
penjelasan tentang cara mendiagnosa kebuntingan pada sapi.
b.
Memberikan
penjelasan tentang teknik pelaksanaan eksplorasi rektal pada sapi.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan paper ini adalah untuk :
a.
Sebagai bahan
acuan untuk pembelajaran bagi kami mahasiswa dalam melakukan tindakan eksplorasi
rektal pada
sapi.
b.
Sebagai salah
satu literatur yang dapat digunakan oleh mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemeriksaan
Kebuntingan
Pemeriksaan Kebuntingan melalui
palpasi rektal, merupakan cara pemeriksaan yang sederhana, namun membutuhkan
ketrampilan dan latihan yang intensif sehingga mampu mendiagnosa kebuntingan,
sekaligus menentukan umur kebuntingan, mengetahui posisi fetus dan
memprediksikan kelahiran. Dengan demikian maka dapat di prediksikan kondisi
kebuntingan sapi, sekaligus dapat mencegah kondisi gangguan reproduksi maupun
gangguan kelahiran pada sapi saat melahirkan.
2.1.1 Indikasi Luar
Berhentinya gejala-gejala birahi sesudah IB
sudah bisa menandakan adanya kebuntingan, akan tetapi tidak berarti bahwa 100%
akan terjadi kebuntingan. Dapat terjadi kelalaian atau tidak memperhatikan
gejala birahi walaupun tidak terjadi kebuntingan. Kematian embrio dini atau
abortus mungkin saja dapat terjadi. Perubahan-perubahan patologis dapat terjadi
didalam uterus seperti myometra, sista ovarium bisa menyebabkan kegagalan birahi.
Pada ternak sapi betina adanya tingkah laku seperti bertambah tenang, lamban dan hati-hati dalam
pergerakannya sesuai dengan bertambahnya umur kebuntingan merupakan indikasi
luar dari pemeriksaan kebuntingan tersebut. Pada minggu terakhir kebuntingan
ada kecenderungan pertambahan berat badan. Pada akhir kebuntingan ligamentum
pelvis mengendur, terlihat legokan pada pangkal tulang ekor, oedema dan
relaksasi vulva. Pada umur kebuntingan 6 bulan keatas gerakan fetus dapat
dipantulkan dari dinding luar perut. Fetus teraba sebagai benda padat dan besar
yang tergantung berayun didalam struktur lunak perut (abdomen).
2.1.2 Indikasi Dalam
Palpasi per-rektal terhadap uterus,
ovaria dan pembuluh darah uterus adalah cara diagnosa kebuntingan yang paling praktis dan akurat
pada sapi.
Sebelum palpasi rektal perlu diketahui :
- Sejarah
perkawinan ternak yang bersangkutan
- Tanggal
melahirkan terakhir
- Tanggal
dan jumlah perkawinan atau IB
·
Kejadian-kejadian penyakit pada
ternak tersebut
2.2
Tanda-tanda Kebuntingan pada Sapi
- Tanda-tanda kebuntingan pada sapi adalah sebagai
berikut :
a.
Tidak ada
tanda-tanda berahi
b.
Adanya
pembesaran abdomen pada 1/3 bagian bawah kanan → pada kebuntingan mendekati 3 bulan (pada kuda :
awal kebuntingan dua bulan).
c.
Pada kebuntingan
umur 5 bulan, massa otot di daerah Fossa Para Lumbal melegok sekali karena
relaksasi Ligamentum Sacro Illiaca.
d.
Predisposisi →
Penggemukan
e.
Akhir
kebuntingan : pada sapi dara kelenjar ambing volumenya meningkat.
f.
Adanya Fremitus
: Arteria Uterina Media
g.
Pada umumnya :
Sapi Betina bunting → karakternya tenang
Kuda Betina bunting → karakternya sensitif
(peka)
2.3 Metode
Diagnosa Kebuntingan dengan cara Eksplorasi Rectal
Eksplorasi
rektal adalah metoda diagnosa kebuntingan yang dapat dilakukan pada ternak
besar seperti kuda, kerbau dan sapi. Prosedurnya adalah palpasi uterus melalui
dinding rektum untuk meraba pembesaran yang terjadi selama kebuntingan, fetus
atau membran fetus.
1.
Persiapan :
§ Peralatan : Ember berisi air bersih, kanji/sabun lunak, handuk, sarung tangan (karet/plastik)
panjang, kandang Pemaksa (bila perlu), pakaian (Werk-pack), sepatu Boot (karet),
sabun wangi.
§ Operator (Pemeriksa) : Kuku harus pendek, mememakai
Werk-pack, memakai Sarung Tangan panjang (bila perlu), memakai Sepatu Boot,
tidak memakai cincin, jam tangan, dsb
§ Ternak Betina : Diikat, bila perlu tempatkan dalam
kandang pemaksa (kandang jepit), upayakan suasana lingkungan tidak ribut (tenang),
hewan jangan dikasari/disakiti.
2.
Prosedur
Pelaksanaan
Setelah pelaksana memakai perlengkapan (pakaian yang
memadai), tangannya memakai sarung tangan karet/plastik panjang (bila perlu), kemudian
tangannya (usahakan menggunakan tangan kiri) diberi pelicin (larutan kanji/busa
sabun lunak).
a)
Ternak
diusap/ditepuk dengan lembut agar tenang
b)
Pegang pangkal
ekornya dengan tangan kanan
c)
Tangan kiri :
telapak tangan dan jari-jari dibentuk kerucut, dimasukkan ke dalam rektum
dengan jalan didorong sambil diputar.
d)
Setelah
pergelangan tangan masuk di dalam rektum, telapak tangan dibuka →tekan ke bawah
(lantai rektum) untuk meraba organ di bawah rektum.
e)
Vagina : saluran
lunak .
f)
Cervix Uteri :
saluran berdinding tebal.
g)
Setelah Cervix
Uteri teraba, tangan digerakkan maju ke depan, melakukan penekanan ke bawah
dengan telapak tangan terbuka untuk meraba Corpus Uteri, diteruskan ke depan
sampai Bifurcatio Uteri.
h)
Setelah
Bifurcatio Uteri teraba, lanjutkan dengan meraba Cornua Uteri kiri dan kanan
dan bandingkan dengan kriteria :
o Cornua Uteri Kiri dan Cornua Uteri Kanan simetris → TIDAK
BUNTING
i)
Terus ikuti
letak / posisi Cornua Uteri.
o Posisi Cranio Ventral – simetris → TIDAK BUNTING
o Cari di
ujungnya : OVARIUM
j)
Lakukan
pemeriksaan dengan cermat pada Cornua Uteri Kiri dan Kanan serta pada Ovarium
Kiri dan Kanan.
Gambar
1. Deteksi Kebuntingan dengan cara Palpasi rektal
-
Sebagai indikasi bahwa
ternak bunting dapat dikenali melalui tanda-tanda sebagai berikut:
a. Palpasi
perektal terhadap cornua uteri, teraba cornua uteri membesar karena berisi
cairan plasenta (amnion dan alantois).
b. Palpasi
perektal terhadap cornua uteri, kantong amnion.
c. Selip
selaput fetal, alanto-corion pada penyempitan terhadap uterus dengan ibu jari
dan jari telunjuk secara lues.
d. Perabaan
dan pemantulan kembali fetus di dalam uterus yang membesar yang berisi selaput
fetus dan cairan plasenta.
e. Perabaan
plasenta.
f. Palpasi
arteri uterina media yang membesar, berdinding tipis dan berdesir
(fremitus). (Manan 2000).
Berikut
ini adalah tanda-tanda kebuntingan pada sapi yang diidentifikasi secara
perektal.
Tabel
1 Tanda-tanda Kebuntingan pada Sapi.
Bulan
|
Keterangan
|
3
|
Kornua sebesar bola voli,
letaknya sudah sedikit tertarik ke rongga perut, arteri uterina media jelas
teraba dan terasa seperti desiran air mengalir, teraba kotiledon sebesar
kedelai, membran fetus teraba.
|
5
|
Fetus sudah masuk ke rongga
abdomen dan sulit teraba. Servik teraba seperti selang pipih, karena uterus
tertarik ke rongga perut disebabkan karena berat fetus dan volume amnion
bertambah volumenya. Plasentom teraba sebesar uang seratus rupiah, fremitus arteria
uterina media teraba mendesir dengan pembuluh darah yang sebesar sedotan.
|
6
|
Posisi fetus sudah kembali
sejajar dengan pelvis, osifikasi fetus sudah teraba jelas, teraba adanya
fremitus arteria uterina media. Servik terletak di depan tepi cranial pubis
dan hampir tegak lurus ke bawah.
|
7
|
Fetus sudah teraba teracak dan
mulut, teraba adanya arteria uterina media.
|
9
|
Ujung kaki depan dan moncong
fetus sangat dekat dengan rongga pelvis, pada akhir masa kebuntingan
otot-otot sekitar tulang panggul kelihatan mengendur, vulva sedikit
membengkak dan lendir banyak keluar. Teracak, mulut, ukuran fetus semakin
membesar dan fremitus arteria uterina media semakin jelas.
|
Sumber: Toelihere
(1985)
Gambar 3.
Kebuntingan 5 bulan
|
|
Gambar 2.
Kebuntingan 3 bulan
|
|
Gambar 4.
Kebuntingan 6 bulan
|
|
Tabel 2. berikut
sebagai bahan acuan penentuan umur kebuntingan pada Sapi
Tabel 2.
Parameter Penduga Umur Kebuntingan
Spesies
|
Umur
Kebuntingan
|
Perubahan
yang Terjadi
|
Sapi
|
Tidak
Bunting
|
·
Alat reproduksi terletak antara rectum
– pelvis
·
Cornua uteri ukuran dan posisinya
simetris
·
Bifurcatio Uteri teraba
·
Lendir vagina : tipis / kental sekali
encer
/ kental → berahi
|
1
Bulan
|
·
Cornua Uteri tidak
simetris
·
Vagina kering,
lengket
·
Cervix mengandung
lendir tebal
·
Ada Korpus luteum di
Ovarium
|
2
Bulan
|
·
Cornua Uteri bunting membesar, seperti
balon berisi air, double wall (plasenta – uterus)
·
Bila mungkin : amnion dapat diraba
o
5 minggu : Ø = 2 Cm (sebesar kelereng)
o
7 minggu : Ø = 7 Cm (sebesar telur ayam)
(balon
amnion)
|
3
Bulan
|
·
Uterus bunting mulai jatuh ke abdomen
·
Fremitus →→ Hypertrophy Arteri Uterina
Media
o
Ø arteri
= 0,2 Cm (6 minggu)
o
Ø arteri
= 1,2 Cm (4 bulan)
o
Pulsus arteria spesifik, seperti air
mengalir dalam slang plastik
·
Carunculae teraba berukuran kecil
|
4
Bulan
|
·
Fremitus arteri uterina media teraba
jelas
·
Fetus dan Carunculae besar dapat
teraba
|
5
Bulan
|
·
Extremitas (kaki depan) terletak pada bagian depan dan bawah
pelvis
·
Fetus masih dapat diraba, kemudian
akan jatuh ke abdomen
|
6
Bulan
|
·
Fetus jatuh ke abdomen, sulit dicapai
tangan
·
Fetus terletak pada bagian kanan
FLANK, tidak teraba
·
Placentom dapat teraba
·
Kelenjar ambing mulai membesar (sapi
dara)
|
7
Bulan
|
·
Kelenjar ambing hypertrophy
·
Fremitus sangat jelas
|
8
Bulan
|
·
Fetus dapat teraba
kembali
·
Fremitus sangat
jelas
|
9
Bulan
|
·
Vulva membengkak
·
Kelenjar ambing membesar (OEDEM)
|
9
Bulan sampai menjelang Kelahiran
|
·
Ligamentum Sacro – Sciatic relaksasi
·
Sacrum agak mengangkat karena
relaksasi Ligamentum Sacro – Iliaca
·
Basis ekor mengangkat
·
Sumbat Cervix mencair
·
Cervix relaksasi
|
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Eksplorasi
rektal penting untuk dilakukan pada hewan besar khususnya pada sapi dan kuda
dengan tujuan adalah antara lain untuk mendiagnosis kebuntingan (PKB), guna
pengobatan intra-uterine, inseminasi buatan (IB), serta untuk memeriksa apakah
terjadi gangguan atau kelainan yang mungkin terjadi pada organ reproduksi
betina pada khususnya.
Eksplorasi
rektal yang digunakan untuk tujuan tertentu oleh pelaksana teknis dilakukan
sebagai berikut: tangan yang digunakan untuk masuk pada rektum biasanya dengan
menggunakan tangan kiri (karena tangan kanan oleh inseminator biasanya untuk
memegang gun IB). Sebelum rektal dilakukan, pastikan kuku jari tangan tidak
panjang agar tidak melukai rektum. Gunakan long glove yang kemudian diberi
pelumas seperti tragacant, vaselin, sabun, atau minyak goreng bekas. Tangan
dimasukkan melalui spinchter ani dengan menguncupkan seluruh jari dan dengan
memutar-mutar 1800 berulang-ulang disertai tenaga dorongan ke cranial. Setelah
tangan berhasil masuk rektum, biasanya ada peristaltik rektum untuk mendorong
tangan keluar, sebaiknya tangan berhenti atau diam beberapa saat. Tetapi bila
peristaltik rektum terlalu kuat, maka tangan harus dikeluarkan.
Pada
sapi dan kuda bila tujuannya untuk mendiagnosis kebuntingan, maka eksplorasi
rektal difokuskan untuk meraba dan merasakan
adanya asimetris kornua uteri, fluktuasi kornua uteri, korpus luteum
graviditatum, kantong amnion dengan cairannya, fetus, plasenta, fremitus arteri
uterina media, dan membran chorion allantois.
DAFTAR PUSTAKA
Siti Darodjah Rasad. 2011. BAB IV DIAGNOSA
KEBUNTINGAN. Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
Toelihere MR.
1985. Ilmu Kebidanan Pada Ternak sapi dan Kerbau. Salemba Jakarta Universitas
Indonesia