Daftar Blog Saya

Senin, 28 Oktober 2013

DIAGNOSA KEBUNTINGAN PADA SAPI DENGAN PALPASI REKTAL

TUGAS MATA KULIAH
ILMU KEBIDANAN DAN KEMAJIRAN
VETERINER



DIAGNOSA KEBUNTINGAN PADA SAPI
DENGAN PALPASI REKTAL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Deteksi kebuntingan dini pada ternak sangat penting bagi sebuah manajemen reproduksi sebagaimana ditinjau dari segi ekonomi. Mengetahui bahwa ternaknya bunting atau tidak mempunyai nilai ekonomis yang perlu dipertimbangkan sebagai hal penting bagi manajemen reproduksi yang harus diterapkan.   Pemilihan metoda tergantung pada spesies, umur kebuntingan, biaya, ketepatan dan kecepatan diagnosa. Pemeriksaan kebuntingan adalah salah satu cara dengan menggunakan metode khusus untuk menentukan keadaan hewan bunting atau tidak. Selain itu pemeriksaan kebuntingan hewan dapat digunakan untuk membantu dalam pelaksanaan program inseminasi buatan (IB) dan untuk mendiagnosa terhadap kemungkinan adanya kelainan dalam saluran reproduksi hewan.
            Tujuan dari setiap metode yang digunakan dalam pemeriksaan kebuntingan adalah untuk menentukan status kebuntingan dengan ketepatan 100 % dan tidak mempunyai positif palsu atau negative palsu, menentukan kebuntingan sedini mungkin, menentukan usia kebuntingan, menentukan kemampuan keberlangsungan kebuntingan dan menentukan jenis kelamin fetus dan bisa berhasil dalam waktu singkat.
            Eksplorasi rektal adalah metoda diagnosa kebuntingan yang dapat dilakukan pada ternak besar seperti kuda, kerbau dan sapi. Prosedurnya adalah palpasi uterus melalui dinding rektum untuk meraba pembesaran yang terjadi selama kebuntingan, fetus atau membran fetus. Teknik yang dapat digunakan pada tahap awal kebuntingan ini adalah akurat, dan hasilnya dapat langsung diketahui. Suatu pemeriksaan kebuntingan secara tepat dan dini sangat penting bagi program evaluasi keberhasilan inseminasi buatan (IB). Ketrampilan untuk menentukan kebuntingan secara dini sangat perlu untuk dimiliki. Selain ketrampilan menentukan kebuntingan perlu juga menentukan umur kebuntingan dan ramalan waktu kelahiran dengan ketepatan beberapa hari sampai satu dua minggu tergantung pada tingkat kebuntingan.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Bagaimana cara mendiagnosa kebuntingan pada sapi dengan metoda eksplorasi rektal?
2.      Bagaimana teknik pelaksanaan eksplorasi rektal pada sapi?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan paper ini bertujuan untuk :
a.       Memberikan penjelasan tentang cara mendiagnosa kebuntingan pada sapi.
b.      Memberikan penjelasan tentang teknik pelaksanaan eksplorasi rektal pada sapi.      
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan paper ini adalah untuk :
a.       Sebagai bahan acuan untuk pembelajaran bagi kami mahasiswa dalam melakukan tindakan eksplorasi rektal pada sapi.
b.      Sebagai salah satu literatur yang dapat digunakan oleh mahasiswa.














BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemeriksaan Kebuntingan
            Pemeriksaan Kebuntingan melalui palpasi rektal, merupakan cara pemeriksaan yang sederhana, namun membutuhkan ketrampilan dan latihan yang intensif sehingga mampu mendiagnosa kebuntingan, sekaligus menentukan umur kebuntingan, mengetahui posisi fetus dan memprediksikan kelahiran. Dengan demikian maka dapat di prediksikan kondisi kebuntingan sapi, sekaligus dapat mencegah kondisi gangguan reproduksi maupun gangguan kelahiran pada sapi saat melahirkan.
2.1.1 Indikasi Luar
Berhentinya gejala-gejala birahi sesudah IB sudah bisa menandakan adanya kebuntingan, akan tetapi tidak berarti bahwa 100% akan terjadi kebuntingan. Dapat terjadi kelalaian atau tidak memperhatikan gejala birahi walaupun tidak terjadi kebuntingan. Kematian embrio dini atau abortus mungkin saja dapat terjadi. Perubahan-perubahan patologis dapat terjadi didalam uterus seperti myometra, sista ovarium bisa menyebabkan kegagalan birahi.
Pada ternak sapi betina adanya tingkah laku seperti  bertambah tenang, lamban dan hati-hati dalam pergerakannya sesuai dengan bertambahnya umur kebuntingan merupakan indikasi luar dari pemeriksaan kebuntingan tersebut. Pada minggu terakhir kebuntingan ada kecenderungan pertambahan berat badan. Pada akhir kebuntingan ligamentum pelvis mengendur, terlihat legokan pada pangkal tulang ekor, oedema dan relaksasi vulva. Pada umur kebuntingan 6 bulan keatas gerakan fetus dapat dipantulkan dari dinding luar perut. Fetus teraba sebagai benda padat dan besar yang tergantung berayun didalam struktur lunak perut (abdomen).
2.1.2 Indikasi Dalam
Palpasi per-rektal terhadap uterus, ovaria dan pembuluh darah uterus adalah cara diagnosa  kebuntingan yang paling praktis dan akurat pada sapi.
Sebelum palpasi rektal perlu diketahui :
  • Sejarah perkawinan ternak yang bersangkutan
  • Tanggal melahirkan terakhir
  • Tanggal dan jumlah perkawinan atau IB
·         Kejadian-kejadian penyakit pada ternak tersebut

2.2 Tanda-tanda Kebuntingan pada Sapi
-   Tanda-tanda kebuntingan pada sapi adalah sebagai berikut :
a.       Tidak ada tanda-tanda berahi
b.      Adanya pembesaran abdomen pada 1/3 bagian bawah kanan → pada  kebuntingan mendekati 3 bulan (pada kuda : awal kebuntingan dua bulan).
c.       Pada kebuntingan umur 5 bulan, massa otot di daerah Fossa Para Lumbal melegok sekali karena relaksasi Ligamentum Sacro Illiaca.
d.      Predisposisi → Penggemukan
e.       Akhir kebuntingan : pada sapi dara kelenjar ambing volumenya meningkat.
f.       Adanya Fremitus : Arteria Uterina Media
g.      Pada umumnya : Sapi Betina bunting → karakternya tenang
           Kuda Betina bunting → karakternya sensitif (peka)

2.3 Metode Diagnosa Kebuntingan dengan cara Eksplorasi Rectal
Eksplorasi rektal adalah metoda diagnosa kebuntingan yang dapat dilakukan pada ternak besar seperti kuda, kerbau dan sapi. Prosedurnya adalah palpasi uterus melalui dinding rektum untuk meraba pembesaran yang terjadi selama kebuntingan, fetus atau membran fetus.
1.      Persiapan :
§  Peralatan : Ember berisi air bersih, kanji/sabun lunak, handuk, sarung tangan (karet/plastik) panjang, kandang Pemaksa (bila perlu), pakaian (Werk-pack), sepatu Boot (karet), sabun wangi.
§  Operator (Pemeriksa) : Kuku harus pendek, mememakai Werk-pack, memakai Sarung Tangan panjang (bila perlu), memakai Sepatu Boot, tidak memakai cincin, jam tangan, dsb
§  Ternak Betina : Diikat, bila perlu tempatkan dalam kandang pemaksa (kandang jepit), upayakan suasana lingkungan tidak ribut (tenang), hewan jangan dikasari/disakiti.


2.      Prosedur Pelaksanaan
Setelah pelaksana memakai perlengkapan (pakaian yang memadai), tangannya memakai sarung tangan karet/plastik panjang (bila perlu), kemudian tangannya (usahakan menggunakan tangan kiri) diberi pelicin (larutan kanji/busa sabun lunak).
a)      Ternak diusap/ditepuk dengan lembut agar tenang
b)      Pegang pangkal ekornya dengan tangan kanan
c)      Tangan kiri : telapak tangan dan jari-jari dibentuk kerucut, dimasukkan ke dalam rektum dengan jalan didorong sambil diputar.
d)     Setelah pergelangan tangan masuk di dalam rektum, telapak tangan dibuka →tekan ke bawah (lantai rektum) untuk meraba organ di bawah rektum.
e)      Vagina : saluran lunak .
f)       Cervix Uteri : saluran berdinding tebal.
g)      Setelah Cervix Uteri teraba, tangan digerakkan maju ke depan, melakukan penekanan ke bawah dengan telapak tangan terbuka untuk meraba Corpus Uteri, diteruskan ke depan sampai Bifurcatio Uteri.
h)      Setelah Bifurcatio Uteri teraba, lanjutkan dengan meraba Cornua Uteri kiri dan kanan dan bandingkan dengan kriteria :
o   Cornua Uteri Kiri dan Cornua Uteri Kanan simetris → TIDAK BUNTING
i)        Terus ikuti letak / posisi Cornua Uteri.
o   Posisi Cranio Ventral – simetris → TIDAK BUNTING
o    Cari di ujungnya : OVARIUM
j)        Lakukan pemeriksaan dengan cermat pada Cornua Uteri Kiri dan Kanan serta pada Ovarium Kiri dan Kanan.

Gambar 1. Deteksi Kebuntingan dengan cara Palpasi rektal



-   Sebagai indikasi bahwa ternak bunting dapat dikenali melalui tanda-tanda sebagai berikut:
a.       Palpasi perektal terhadap cornua uteri, teraba cornua uteri membesar karena berisi cairan plasenta (amnion dan alantois).
b.      Palpasi perektal terhadap cornua uteri, kantong amnion.
c.       Selip selaput fetal, alanto-corion pada penyempitan terhadap uterus dengan ibu jari dan jari telunjuk secara lues.
d.      Perabaan dan pemantulan kembali fetus di dalam uterus yang membesar yang berisi selaput fetus dan cairan plasenta.
e.       Perabaan plasenta.
f.       Palpasi arteri uterina media yang membesar, berdinding tipis dan berdesir (fremitus). (Manan 2000).
Berikut ini adalah tanda-tanda kebuntingan pada sapi yang diidentifikasi secara perektal.
Tabel 1 Tanda-tanda Kebuntingan pada Sapi.
Bulan
Keterangan
3
Kornua sebesar bola voli, letaknya sudah sedikit tertarik ke rongga perut, arteri uterina media jelas teraba dan terasa seperti desiran air mengalir, teraba kotiledon sebesar kedelai, membran fetus teraba.
5
Fetus sudah masuk ke rongga abdomen dan sulit teraba. Servik teraba seperti selang pipih, karena uterus tertarik ke rongga perut disebabkan karena berat fetus dan volume amnion bertambah volumenya. Plasentom teraba sebesar uang seratus rupiah, fremitus arteria uterina media teraba mendesir dengan pembuluh darah yang sebesar sedotan.
6
Posisi fetus sudah kembali sejajar dengan pelvis, osifikasi fetus sudah teraba jelas, teraba adanya fremitus arteria uterina media. Servik terletak di depan tepi cranial pubis dan hampir tegak lurus ke bawah.
7
Fetus sudah teraba teracak dan mulut, teraba adanya arteria uterina media.
9
Ujung kaki depan dan moncong fetus sangat dekat dengan rongga pelvis, pada akhir masa kebuntingan otot-otot sekitar tulang panggul kelihatan mengendur, vulva sedikit membengkak dan lendir banyak keluar. Teracak, mulut, ukuran fetus semakin membesar dan fremitus arteria uterina media semakin jelas.
Sumber: Toelihere (1985)


Gambar 3. Kebuntingan 5 bulan
 

Gambar 2. Kebuntingan 3 bulan
 


Gambar 4. Kebuntingan 6 bulan
 


Tabel 2. berikut sebagai bahan acuan penentuan umur kebuntingan pada Sapi
Tabel 2. Parameter Penduga Umur Kebuntingan
Spesies
Umur Kebuntingan
Perubahan yang Terjadi
Sapi
Tidak Bunting
·         Alat reproduksi terletak antara rectum – pelvis
·         Cornua uteri ukuran dan posisinya simetris
·         Bifurcatio Uteri teraba
·         Lendir vagina : tipis / kental sekali
                         encer / kental → berahi
1 Bulan
·         Cornua Uteri tidak simetris
·         Vagina kering, lengket
·         Cervix mengandung lendir tebal
·         Ada Korpus luteum di Ovarium
2 Bulan
·         Cornua Uteri bunting membesar, seperti balon berisi air, double wall (plasenta – uterus)
·         Bila mungkin : amnion dapat diraba
           o 5 minggu : Ø = 2 Cm (sebesar kelereng)
           o 7 minggu : Ø = 7 Cm (sebesar telur ayam)
              (balon amnion)
3 Bulan
·         Uterus bunting mulai jatuh ke abdomen
·         Fremitus →→ Hypertrophy Arteri Uterina Media
o   Ø arteri = 0,2 Cm (6 minggu)
o   Ø arteri = 1,2 Cm (4 bulan)
o   Pulsus arteria spesifik, seperti air mengalir dalam slang plastik
·         Carunculae teraba berukuran kecil

4 Bulan
·         Fremitus arteri uterina media teraba jelas
·         Fetus dan Carunculae besar dapat teraba
5 Bulan
·         Extremitas (kaki depan) terletak pada bagian depan dan bawah pelvis
·         Fetus masih dapat diraba, kemudian akan jatuh ke abdomen
6 Bulan
·         Fetus jatuh ke abdomen, sulit dicapai tangan
·         Fetus terletak pada bagian kanan FLANK, tidak teraba
·         Placentom dapat teraba
·         Kelenjar ambing mulai membesar (sapi dara)
7 Bulan
·         Kelenjar ambing hypertrophy
·         Fremitus sangat jelas
8 Bulan
·         Fetus dapat teraba kembali
·         Fremitus sangat jelas 

9 Bulan
·         Vulva membengkak
·         Kelenjar ambing membesar (OEDEM)
9 Bulan sampai menjelang Kelahiran
·         Ligamentum Sacro – Sciatic relaksasi
·         Sacrum agak mengangkat karena relaksasi Ligamentum Sacro – Iliaca
·         Basis ekor mengangkat
·         Sumbat Cervix mencair
·         Cervix relaksasi


























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Eksplorasi rektal penting untuk dilakukan pada hewan besar khususnya pada sapi dan kuda dengan tujuan adalah antara lain untuk mendiagnosis kebuntingan (PKB), guna pengobatan intra-uterine, inseminasi buatan (IB), serta untuk memeriksa apakah terjadi gangguan atau kelainan yang mungkin terjadi pada organ reproduksi betina pada khususnya.
Eksplorasi rektal yang digunakan untuk tujuan tertentu oleh pelaksana teknis dilakukan sebagai berikut: tangan yang digunakan untuk masuk pada rektum biasanya dengan menggunakan tangan kiri (karena tangan kanan oleh inseminator biasanya untuk memegang gun IB). Sebelum rektal dilakukan, pastikan kuku jari tangan tidak panjang agar tidak melukai rektum. Gunakan long glove yang kemudian diberi pelumas seperti tragacant, vaselin, sabun, atau minyak goreng bekas. Tangan dimasukkan melalui spinchter ani dengan menguncupkan seluruh jari dan dengan memutar-mutar 1800 berulang-ulang disertai tenaga dorongan ke cranial. Setelah tangan berhasil masuk rektum, biasanya ada peristaltik rektum untuk mendorong tangan keluar, sebaiknya tangan berhenti atau diam beberapa saat. Tetapi bila peristaltik rektum terlalu kuat, maka tangan harus dikeluarkan.
Pada sapi dan kuda bila tujuannya untuk mendiagnosis kebuntingan, maka eksplorasi rektal difokuskan  untuk meraba dan merasakan adanya asimetris kornua uteri, fluktuasi kornua uteri, korpus luteum graviditatum, kantong amnion dengan cairannya, fetus, plasenta, fremitus arteri uterina media, dan membran chorion allantois.












DAFTAR PUSTAKA

PustakaVet.2011. Mendiagnosis Kebuntingan pada Sapi dengan Teknik Palpasi Perektal. http://pustakavet.wordpress.com Diakses tanggal 20 Oktober 2013
Siti Darodjah Rasad. 2011. BAB IV DIAGNOSA KEBUNTINGAN. Lab. Reproduksi Ternak Fak. Peternakan UNPAD
Toelihere  MR. 1985. Ilmu Kebidanan Pada Ternak sapi dan Kerbau. Salemba Jakarta Universitas Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar