Daftar Blog Saya

Sabtu, 19 Oktober 2013

HYSTEROTOMY pada Hewan


TUGAS MATA KULIAH
ILMU BEDAH KHUSUS VETERINER


HYSTEROTOMY



DEBORA ISAKH                                                    0909005049
KHAMID YUSUF BAEHAQI                                1009005030
KORBINIANUS FERIBERTUS RINCA              1009005092
RIO FADLY JUDIKA SIHOMBING                    1009005116
SURIANSYAH                                                         1109005046



LABORATORIUM BEDAH VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2013



 RINGKASAN

Pembedahan pada sistem reproduksi dan genitalia yang sering dilakukan adalah kastrasi atau orchiectomy (pengangkatan testis), ovariohysterectomy (pengangkatan ovarium dan uterus), episiotomy (incise bibir vulva untuk membuka vulava dan vagina), episioplasty (memperbaiki vulva), protastectomy (pengangkatan sebagian atau keseluruhan bagian glandula prostat), hysterotomy (insisi pada uterus), dan hysterectomy (pengangkatan uterus).
Histerotomy merupakan suatu tindakan bedah untuk menginsisi uterus, dimana teknik pembedahan ini digunakan untuk  menggangkat atau menghilangkan gangguan  intrauterin. Teknik pembedahan histerotomy biasanya digunakan untuk  kasus pyometra, kanker atau tumor intrauterine.

SUMMARY
Surgery of the reproductive system and genitalia are often conducted is castration or orchiectomy (removal of testicles), ovariohysterectomy (removal of the ovaries and uterus), episiotomy (incision to open the lips of the vulva and vagina vulava), episioplasty (improve vulva), protastectomy (removal of part or whole part of the prostate gland), hysterotomy (incision in the uterus), and hysterectomy (removal of the uterus).
Hysterotomy is a surgical treatment uterine incision, which surgical technique is used to remove or eliminate the intrauterine disorders. Histerotomy surgical techniques are usually cases of pyometra, intrauterine cancer or tumor.






KATA PENGANTAR
            Puji Syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmatNyalah kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ilmu Bedah Khusus Veteriner tepat pada waktunya.
            Adapun paper ini kami selesaikan utuk memenuhi tugas yang telah diberikan untuk kelompok kami tentang Teknik Operasi Hysterotomy.
            Dengan adanya tugas mengenai Teknik Operasi Hysterotomy diharapkan dapat menambah wawasan untuk pembaca dan juga penulis. Kami sadar bahwa paper kami jauh dari sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan.




                                                                                                            Penulis,


                                                                                                            13 Oktober 2013






BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anjing merupakan hewan kesayangan yang banyak dipelihara oleh setiap orang dengan status sosial yang berbeda, baik sebagai hewan kesayangan ataupun sebagai hewan penjaga rumah atau penjaga perkebunan dan peternakan. Perhatian terhadap kesehatan anjing saat ini semakin meningkat. Namun demikian masih banyak dijumpai gangguan kesehatan anjing yang disebabkan oleh agen infeksius maupun noninfeksius. Salah satu gangguan kesehatan yang penting yang perlu diperhatikan untuk menjaga kelestarian anjing adalah gangguan alat reproduksi yang memerlukan penanganan atau tindakan pengobatan yang intensif. Salah satu usaha untuk menyelamatkan kehidupan individu dapat dilakukan tindakan bedah yang merupakan suatu tindakan pilihan terakhir. Jadi dengan demikian tindakan ini dilakukan jika tidak mungkin lagi melakukan tindakan lain untuk penyembuhan penyakit tersebut.
Bila dilihat dari pelaksaannya, tindakan bedah dapat dilaksanakan karena dua kondisi objek yang dibedah yaitu hewannya dalam keadaan patologik dan hewan dalam keadaan fisiologik. Seperti tindakan bedah hysterotomy. Hysterotomy merupakan tindakan insisi pada uterus untuk menanggulangi kasus pyometra, kanker dan tumor yang memerlukan penanganan operasi yang berbeda dengan tindakan bedah untuk sterilisasi, baik dalam tindakan praoperasi, operasi dan pasca operasi. Penanganan bedah untuk menanggulangi hal-hal yang patologik tentu memiliki resiko yang lebih besar jika dibandingkan dengan hal yang fisiologik.
Histerotomy merupakan suatu tindakan bedah untuk menginsisi uterus, dimana teknik pembedahan ini digunakan untuk  menggangkat kejadian patologis intra uterus. Teknik pembedahan histerotomy biasanya digunakan untuk penyakit pyometra, kanker atau intara uterus. Dalam paper ini penulis mencoba memaparkan teknik bedah hysterotomy yang dapat membantu paramedis atau dokter hewan dalam penanganan histerotomi pada hewan, sehingga bisa membantu dalam pemecahan masalah histerotomi.
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujun
Tujuan dari penulisan ini antara lain :
a.       Mengetahui secara mendetail tentang Hysterotomy pada hewan.
b.      Mengetahui indikasi, teknik pembedahan dan perawatan pasca bedah hysterotomy
c.       Melatih mahasiswa dalam penyusunan karya ilmiah maupun skripsi
2.2 Manfaat
            Manfaat dari tulisan ini :
a.       Memberi manfaat bagi pembaca (peternak) tentang pengetahuan teknik operasi dan indikasi Hysterotomy pada hewan.
b.       Dapat melakukan pembedahan Hysterotomy.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Defenisi  Hysterotomy
Histerotomy adalah tindakan pembedahan membuka atau insisi pada dinding uterus. Hysterotomy bertujuan untuk menanggulangi kasus pyometra, kanker dan tumor yang memerlukan penanganan dengan tindakan bedah yang aseptis dan prosedur yang benar sehingga tidak menimbulkan kambuhan dan proses kesembuhan luka yang cepat.
3.2 Indikasi Hysterotomy
Indikasi utama melakukan hysterotomy adalah Pyometra, Kanker, Tumor, Mumifikasi, stillbirth, dan penyakit intra uterina.
3.3 Persiapan Operasi
  • Persiapan Hewan
Sebelum dilakukan operasi, hewan perlu dilakukan anamnesa yamg cermat. Pemeriksaan secara menyeluruh yang meliputi pulsus, frekuensi nafas, temperatur, dan pemeriksaan seluruh sistema. Selain pemeriksaan fisik juga dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pada kasus-kasus yamg memerlukan konfirmasi rontgen bisa dilakukan rotngen. Pelaksanaan operasi dilakukan jika hewan stabil tetapi jika hewan tidak stabil maka distabilkan terlebih dahulu. Sebelum prosedur pembedahan dilakukan hewan dipuasakan 12 jam, ditimbang berat badannya untuk menentukan dosis obat.
·         Persiapan Bahan
Bahan-bahan yang perlu disiapkan antara lain : kapas, kain kasa, tampon, plester, disinfektan, antiseptic dan sarung tangan.
  • Obat-obatan.
Obatan-obatan yang diperlukan antara lain : premedikasi, anestesi, antibiotika, hemostatika, anti radang, analgesic, dan cairan infus ( LR, dextrose 5 % ).
  • Perlengkapan Operator dan Asisten.
Untuk dapat melakukan operasi seorang operator harus memiliki kompetensi sebagai berikut : memahami prosedur operasi, dapat memprediksi hal-hal yang akan terjadi baik selama operasi berlangsung maupun setelah operasi, dapat memperkirakan (prognosis) hasil operasi, personal hygiene, terampil, siap fisik dan mental.
3.4 Anastesi
            Anastesi yang biasa yang digunakan untuk pembedahan hysterotomy adalah anestesi epidural atau anestesi umum, sedangkan premedikasi yang digunakan adalah atropin sulfat.
BAB IV
PEMBAHASAN
Tehnik Operasi
Langkah-langkah tindakan operasi hysterotomy :
1. Hewan diletakkan dengan posisi rebah dorsal (Dorso Recumbency).
2. Desinfeksi daerah operasi dengan alkohol 70% dan dilanjutkan dengan iodium 3%.
3. Pasang dook steril.
4. Lakukan incisi kulit dan jaringan subkutan lewat caudal midline yaitu tepat dibelakang umbilikus kearah caudal lebih kurang 6-12 cm.
5. Pegang linea alba dengan allis forceps kemudian dengan menggunakan gunting bengkok preparer anatara kulit dengan muskulus untuk mendapatkan linea alba.
6. Incisi selanjutnya tepat pada linea alba diperpanjang dengan menggunakan gunting, pinset atau jari telunjuk dan jari tengah sebagai pemandunya agar tidak mengunting organ viscera.
7. Angkat corpus uteri dengan tangan dan letakkan diatas kain dup steril, kemudian diurutkan kedepan sampai mencapai biforcasio uterus dan kornua kiri.
8. Kornua kiri dipegang dengan kedua tangan, kemudian mesosalfing dirobek dengan jari telunjuk robekan diperlebar kearah kranial sampai mencapai ovarium.
9. Pasang mosquito forceps pada bagian proksimal dan distal ovarium, kemudian pasang lagi mosquito forceps diantara kedua mosquito forceps yang pertama.
10. Ligasi pembulu darah, cornua uterus dan corpus uterus, baru kemudian lakukan pemotongan pada penggantung ovarium, corpus uterus dan pembuluh darah ovarica diantara kedua mosquito foceps.
11. Angkat ovarium dan kornua kiri sebagai pemandu untuk mendapatkan bifurcasio uteri dan cornua uteri kanan.
12. Hal yang sama juga dilakukan untuk pengangkatan ovarium dan cornua uteri kanan.
13. Olesi jodium tinctur 3% atau anti septik lain pada bekas korpus uteri yang dipotong. Injeksikan antibiotik penstrep 4:0.5 kedalam rongga abdomen.
14. Peritonium ditutup dengan menggunakan benang silk/cutton dengan pola jahitan simple interrupted.
15. Muskulus di jahit dengan pola jahitan continous menggunakan benang plaincatgut.
16. Fascia dijahit dengan pola jahitan horizontal matras menggunakan plain catgut.
17. Tutup kulit dengan pola jahitan simple interupted menggunakan benangsilk/cutto
18.  Bekas daerah operasi dibersihkan iodium 3%, kedalamnya diinjeksikan Penicillin Oli.

Perawatan post-operasi
Tergantung pada kondisi pasien, dapat diindikasikan pemberian infus larutan Dextrose 5% dalam Saline atau larutan Laktat Ringer’s dan penicillin atau antibiotika lainnya. Bila kondisi pasien jelek dapat diperlukan tranfusi darah atau pemberian preparat kortikosteroid. Hewan ditempatkan dalam kandang yang bersih, diberikan makanan 3 X sehari dan vitamin. Antibiotik diberikan selama 5  hari dan diatas luka operasi dioleskan bioplasenton salep.


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1  Simpulan
Histerotomy adalah tindakan pembedahan membuka atau insisi pada dinding uterus. Indikasi dari bedah histerotomy adalah untuk menanggulangi kasus pyometra, kanker dan tumor. Sebelum dilakukan tindakan pembedahan, harus dilakukan persiapan hewan, persiapan bahan, obat-obatan, perlengkapan operator dan asisten. Setelah dilakukan pembedahan perlu adanya perawatan pasca operasi yang melibatkan pemberian antibiotika untuk menghindari infeksi.

3.4 Anastesi
            Anastesi yang biasa yang digunakan untuk pembedahan hysterotomy adalah anestesi epidural atau anestesi umum, sedangkan premedikasi yang digunakan adalah atropin sulfat.


5.2  Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan paper ini masih jauh dari sempurna, oleh Karen itu saran dan kritik dari pembaca sangat berarti dalam penyempurnaan paper ini.


DAFTAR PUSTAKA


Yudaniayanti, I. S., F. T. Timora, dan E. Rosilawati. (2012). Kombinasi Ampicillin, Dextran-40, dan Deksametason Dalam Mencegah Adhesi Intra-Abdominal Pasca Operasi Histerotomi Kucing (Fellis Catus). Vol. 1, No. 1, Juli 2012.

Sudisma I.Gst.Ngr, dkk. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Palawa Sari. Denpasar

Wydooghe,E., E. Berghmans, T. Rijsselaere, and A. Van Soom.International breeder inquiry into the reproduction of the English bulldog. Vlaams Diergeneeskundig Tijdschrift, 2013, 82.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar