TUGAS MATA KULIAH
ILMU BEDAH KHUSUS VETERINER
HYSTEROTOMY
DEBORA ISAKH 0909005049
KHAMID YUSUF BAEHAQI 1009005030
KORBINIANUS
FERIBERTUS RINCA 1009005092
RIO FADLY JUDIKA
SIHOMBING 1009005116
SURIANSYAH 1109005046
LABORATORIUM BEDAH VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2013
Pembedahan
pada sistem reproduksi dan genitalia yang sering dilakukan adalah kastrasi atau orchiectomy (pengangkatan testis), ovariohysterectomy (pengangkatan ovarium dan uterus), episiotomy (incise bibir vulva untuk
membuka vulava dan vagina), episioplasty
(memperbaiki vulva), protastectomy
(pengangkatan sebagian atau keseluruhan bagian glandula prostat), hysterotomy (insisi pada uterus), dan hysterectomy (pengangkatan uterus).
Histerotomy merupakan suatu
tindakan bedah untuk menginsisi uterus, dimana teknik pembedahan ini digunakan
untuk menggangkat atau
menghilangkan gangguan intrauterin. Teknik pembedahan
histerotomy biasanya digunakan untuk kasus pyometra,
kanker atau tumor intrauterine.
SUMMARY
Surgery
of
the reproductive system and
genitalia
are
often
conducted
is
castration
or
orchiectomy
(removal
of testicles),
ovariohysterectomy
(removal
of the ovaries and uterus),
episiotomy
(incision
to
open
the lips of
the
vulva and
vagina
vulava),
episioplasty
(improve
vulva),
protastectomy
(removal
of part or whole part
of the prostate
gland),
hysterotomy
(incision
in the uterus), and
hysterectomy
(removal
of the uterus).
Hysterotomy
is
a
surgical
treatment uterine
incision,
which
surgical
technique
is
used
to remove or
eliminate
the intrauterine
disorders.
Histerotomy
surgical
techniques are usually
cases
of pyometra,
intrauterine
cancer
or
tumor.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami haturkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmatNya
–lah kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah ilmu Bedah Khusus Veteriner tepat pada waktunya.
Adapun paper ini kami selesaikan utuk memenuhi
tugas yang telah diberikan untuk
kelompok kami tentang Teknik
Operasi Hysterotomy.
Dengan adanya tugas
mengenai Teknik Operasi Hysterotomy diharapkan dapat menambah
wawasan untuk pembaca dan juga penulis. Kami sadar bahwa paper kami jauh dari sempurna untuk
itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan.
Penulis,
13
Oktober 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anjing merupakan hewan kesayangan yang banyak dipelihara oleh setiap
orang dengan status sosial yang berbeda, baik
sebagai hewan
kesayangan ataupun sebagai hewan penjaga rumah
atau penjaga perkebunan dan peternakan. Perhatian terhadap kesehatan anjing saat
ini semakin meningkat. Namun demikian masih banyak dijumpai gangguan kesehatan anjing yang disebabkan
oleh agen infeksius maupun noninfeksius. Salah satu
gangguan kesehatan yang penting yang perlu diperhatikan untuk menjaga kelestarian
anjing adalah gangguan alat reproduksi yang memerlukan penanganan atau tindakan pengobatan yang intensif.
Salah satu usaha untuk menyelamatkan kehidupan individu dapat dilakukan tindakan bedah yang merupakan suatu tindakan pilihan terakhir. Jadi dengan demikian tindakan ini dilakukan jika tidak mungkin lagi melakukan tindakan lain untuk penyembuhan penyakit tersebut.
Bila dilihat
dari pelaksaannya, tindakan bedah dapat dilaksanakan karena dua kondisi objek yang dibedah yaitu hewannya dalam keadaan patologik dan hewan dalam keadaan
fisiologik.
Seperti tindakan bedah hysterotomy. Hysterotomy
merupakan tindakan insisi pada uterus untuk
menanggulangi kasus pyometra, kanker dan tumor yang memerlukan penanganan operasi yang berbeda dengan tindakan bedah untuk sterilisasi, baik dalam tindakan
praoperasi,
operasi dan pasca operasi. Penanganan bedah untuk menanggulangi hal-hal yang
patologik
tentu memiliki resiko yang lebih besar jika dibandingkan dengan hal yang fisiologik.
Histerotomy merupakan
suatu tindakan bedah untuk menginsisi uterus, dimana teknik pembedahan ini
digunakan untuk menggangkat kejadian
patologis intra uterus. Teknik pembedahan histerotomy biasanya digunakan
untuk penyakit pyometra, kanker atau intara uterus. Dalam paper
ini penulis mencoba memaparkan teknik bedah hysterotomy yang dapat membantu
paramedis atau dokter hewan dalam penanganan histerotomi pada hewan, sehingga
bisa membantu dalam pemecahan masalah histerotomi.
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujun
Tujuan dari
penulisan ini antara lain :
a.
Mengetahui
secara mendetail tentang Hysterotomy pada hewan.
b.
Mengetahui
indikasi, teknik pembedahan dan perawatan pasca bedah hysterotomy
c.
Melatih
mahasiswa dalam penyusunan karya ilmiah maupun skripsi
2.2 Manfaat
Manfaat dari tulisan ini :
a.
Memberi
manfaat bagi pembaca (peternak) tentang pengetahuan teknik operasi dan indikasi
Hysterotomy pada hewan.
b.
Dapat melakukan pembedahan Hysterotomy.
BAB III
TINJAUAN
PUSTAKA
3.1 Defenisi Hysterotomy
Histerotomy
adalah tindakan pembedahan membuka atau insisi pada dinding uterus. Hysterotomy
bertujuan untuk menanggulangi kasus pyometra, kanker dan
tumor yang memerlukan penanganan dengan tindakan bedah yang aseptis dan prosedur yang benar
sehingga tidak menimbulkan kambuhan dan proses kesembuhan luka yang cepat.
3.2 Indikasi Hysterotomy
Indikasi utama melakukan hysterotomy adalah Pyometra,
Kanker, Tumor, Mumifikasi,
stillbirth, dan penyakit intra uterina.
3.3 Persiapan Operasi
- Persiapan Hewan
Sebelum
dilakukan operasi, hewan perlu dilakukan anamnesa yamg cermat. Pemeriksaan secara
menyeluruh yang meliputi pulsus, frekuensi nafas, temperatur, dan pemeriksaan
seluruh sistema. Selain pemeriksaan fisik juga dilakukan pemeriksaan
laboratorium. Pada kasus-kasus yamg memerlukan konfirmasi rontgen bisa
dilakukan rotngen. Pelaksanaan operasi dilakukan jika hewan stabil tetapi jika
hewan tidak stabil maka distabilkan terlebih dahulu. Sebelum prosedur
pembedahan dilakukan hewan dipuasakan 12 jam, ditimbang berat badannya untuk
menentukan dosis obat.
·
Persiapan Bahan
Bahan-bahan
yang perlu disiapkan antara lain : kapas, kain kasa, tampon, plester,
disinfektan, antiseptic dan sarung tangan.
- Obat-obatan.
Obatan-obatan yang diperlukan antara
lain : premedikasi, anestesi, antibiotika, hemostatika, anti radang, analgesic,
dan cairan infus ( LR, dextrose 5 % ).
- Perlengkapan Operator dan Asisten.
Untuk dapat melakukan operasi
seorang operator harus memiliki kompetensi sebagai berikut : memahami prosedur
operasi, dapat memprediksi hal-hal yang akan terjadi baik selama operasi
berlangsung maupun setelah operasi, dapat memperkirakan (prognosis) hasil
operasi, personal hygiene, terampil, siap fisik dan mental.
3.4 Anastesi
Anastesi
yang biasa yang digunakan untuk pembedahan hysterotomy adalah anestesi epidural
atau anestesi umum, sedangkan premedikasi yang
digunakan adalah atropin sulfat.
BAB IV
PEMBAHASAN
Tehnik Operasi
Langkah-langkah tindakan operasi
hysterotomy :
1. Hewan diletakkan dengan posisi rebah dorsal (Dorso Recumbency).
2. Desinfeksi daerah operasi dengan alkohol 70% dan
dilanjutkan dengan iodium 3%.
3. Pasang dook steril.
4. Lakukan incisi kulit dan
jaringan subkutan lewat caudal midline yaitu tepat dibelakang umbilikus kearah
caudal lebih kurang 6-12 cm.
5. Pegang linea alba dengan
allis forceps kemudian dengan menggunakan gunting bengkok preparer anatara
kulit dengan muskulus untuk mendapatkan linea alba.
6. Incisi selanjutnya tepat
pada linea alba diperpanjang dengan menggunakan gunting, pinset atau jari telunjuk dan jari tengah
sebagai pemandunya agar tidak mengunting organ viscera.
7. Angkat corpus uteri dengan
tangan dan letakkan diatas kain dup steril, kemudian diurutkan kedepan sampai mencapai biforcasio uterus dan kornua kiri.
8. Kornua kiri dipegang dengan
kedua tangan, kemudian mesosalfing dirobek dengan jari telunjuk robekan diperlebar kearah kranial sampai
mencapai ovarium.
9. Pasang mosquito forceps pada
bagian proksimal dan distal ovarium, kemudian pasang lagi mosquito forceps
diantara kedua mosquito forceps yang pertama.
10. Ligasi pembulu darah, cornua uterus dan corpus uterus,
baru kemudian lakukan pemotongan pada penggantung ovarium, corpus uterus dan
pembuluh darah ovarica diantara kedua mosquito foceps.
11. Angkat ovarium dan kornua
kiri sebagai pemandu untuk mendapatkan bifurcasio uteri dan cornua uteri
kanan.
12. Hal yang sama juga dilakukan untuk pengangkatan
ovarium dan cornua uteri kanan.
13. Olesi jodium
tinctur 3% atau anti septik lain pada bekas korpus uteri yang dipotong. Injeksikan antibiotik penstrep 4:0.5
kedalam rongga abdomen.
14. Peritonium ditutup dengan
menggunakan benang silk/cutton dengan pola jahitan simple interrupted.
15. Muskulus di jahit dengan pola jahitan continous
menggunakan benang plaincatgut.
16. Fascia dijahit dengan pola jahitan horizontal matras
menggunakan plain catgut.
17. Tutup kulit dengan pola jahitan simple interupted
menggunakan benangsilk/cutto
18. Bekas daerah
operasi dibersihkan iodium 3%, kedalamnya diinjeksikan Penicillin Oli.
Perawatan post-operasi
Tergantung pada kondisi
pasien, dapat diindikasikan pemberian infus
larutan Dextrose 5% dalam Saline atau larutan Laktat Ringer’s dan penicillin atau antibiotika lainnya. Bila
kondisi pasien jelek dapat diperlukan tranfusi darah atau pemberian preparat kortikosteroid.
Hewan ditempatkan dalam kandang yang
bersih, diberikan makanan 3 X sehari dan vitamin. Antibiotik diberikan selama 5 hari dan
diatas luka operasi dioleskan bioplasenton salep.
BAB
V
SIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Simpulan
Histerotomy
adalah tindakan pembedahan membuka atau insisi pada dinding uterus. Indikasi
dari bedah histerotomy adalah untuk menanggulangi
kasus pyometra,
kanker dan tumor. Sebelum dilakukan tindakan
pembedahan, harus dilakukan persiapan hewan, persiapan bahan, obat-obatan, perlengkapan operator dan asisten. Setelah
dilakukan pembedahan perlu adanya perawatan pasca operasi yang melibatkan
pemberian antibiotika untuk menghindari infeksi.
3.4
Anastesi
Anastesi
yang biasa yang digunakan untuk pembedahan hysterotomy adalah anestesi epidural
atau anestesi umum, sedangkan premedikasi yang
digunakan adalah atropin sulfat.
5.2
Saran
Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan paper ini masih jauh dari sempurna, oleh Karen
itu saran dan kritik dari pembaca sangat berarti dalam penyempurnaan paper ini.
DAFTAR PUSTAKA
Yudaniayanti, I.
S., F. T. Timora, dan E. Rosilawati. (2012). Kombinasi Ampicillin, Dextran-40,
dan Deksametason Dalam Mencegah Adhesi Intra-Abdominal Pasca Operasi
Histerotomi Kucing (Fellis Catus). Vol. 1, No.
1, Juli 2012.
Sudisma I.Gst.Ngr,
dkk. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Palawa
Sari. Denpasar
Wydooghe,E.,
E. Berghmans, T. Rijsselaere, and A. Van Soom.International breeder inquiry
into the reproduction of the English bulldog. Vlaams
Diergeneeskundig Tijdschrift, 2013, 82.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar